Narasi Malam
Kutatapi layar laptop yang malam ini sedang kurang sehat. Di jeda waktu itu pula kutatapi wajah-wajah rekan se-bait yang telah tertidur pulas. Sedari tadi, mataku pun telah merayu. Ingin menguncup sejenak melepas lelah dari pagi hingga petang tadi. Namun, lembaran-lembaran yang belum juga rampung membayangi. Detik demi detik terasa cepat berlalu. Sementara setiap tugas yang berbaris rapi dalam buku agenda belum juga rampung. Mungkin aku harus membuat perjanjian dengan mataku, bahwa ia tidak bisa meninggalkanku seorang diri. Kembali kubuka lembaran-lembaran sumbing itu. Aku terhenti dan terus berikhtiar memahami. Sejak kemarin hingga pada penghujung oktober yang semakin dekat, perdamaian dengan waktu dan jasad ini seakan tidak satu frekuensi. Saat mata berhasil dimintai kompromi, justru waktu seakan cepat berlari. Jika sudah begitu, mungkin harus mengatur ulang semuanya. Langkah ini belum usai. Masih banyak yang harus dirampungkan. Masih banyak yang harus diupayakan, direa...